Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kabupaten Sukoharjo

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • Lacto Rice
Produk atau jasa ini sudah tidak dijual, silakan hubungi perusahaan bersangkutan untuk keterangan lebih lanjut.

Lacto Rice

Update Terakhir
:
26 / 07 / 2020
Min. Pembelian
:
0
Dilihat Sebanyak
:
25 kali
Harga
Rp. 450.000
Bagikan
:
Melayani berbagai jenis obat herbal untuk pemesanan dan info lebih lanjut bisa menghubungi +6281327727340

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail Lacto Rice

LACTO RICE Di zaman yang serba moderen ini, terdapat adanya trend peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Hal ini ditandai dengan makin maraknya perkembangan pertanian organik. Baik berupa sayuran, buah ataupun bahan alami lainnya. Keunggulan dari teknologi organik ini adalah meminimalkan atau bahkan menghilangkan sama sekali residu-residu pestisida dan zat kimia berbahaya lainnya. Beras organik adalah salah satu contoh dari hasil dari perkembangan pertanian organik yang banyak terdapat di Indonesia. Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses organis yang ditanam di tanah yang ramah lingkungan, 100% tidak menggunakan pestisida kimia. Penanamannya menggunakan pupuk kompos dan pupuk hijauan maupun pupuk bio hayati dengan pemberantasan hama menggunakan pestisida alami yang dihasilkan dari daun - daunan dan buah-buahan yang difermentasikan secara alami. Proses organis itu sendiri akan dapat memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, serta membangun ekosistem yang berkelanjutan. Dengan menggunakan beras organik, berarti kita : Melindungi kesehatan Menjaga kualitas lingkungan hidup di sekitar kita Beberapa perbedaan antara beras organik dengan beras biasa adalah: Beras organik memiliki rasa lebih baik dan enak Beras organik memiliki kualitas yang lebih baik untuk kesehatan jasmani dan rohani Beras organik tidak mengandung racun kimia pestisida Beras organik memiliki lebih banyak kamdungan vitamin dan mineral Beras Kita Ada Residu Kimianya? Gerakan untuk mengganti makanan pokok beras dengan jagung, singkong, sagu, dan lainnya tak ada salahnya dipertimbangkan. Alasannya bahwa sumber karbohidrat bukan hanya beras, tapi juga bahan pangan lainnya, bahkan termasuk buah-buahan. Belakangan, makanan sumber karbohidrat ini malah dihindari/ diminimalisasi oleh para pelaku diet untuk tujuan kesehatan. Karbohidrat dari beras akan cepat dicerna/ dipecah menjadi gula sebagai sumber energi bagi tubuh. Ini juga akan meningkatkan peningkatan gula dalam darah kita. Peningkatan gula darah meningkat relatif cepat, akan memacu organ dalam tubuh kita memproduksi insulin untuk menekan gula yang melonjak ini. Berbeda dengan karbohidrat dari buah-buahan, yang tidak meningkatkan kadar gula dalam darah secara cepat. Namun secara perlahan, bahkan insulin tidak diperlukan untuk menekan laju peningkatkan gula darah. Ini adalah karena selain mengandung karbohidrat, buah juga menandung serat. Apa lagi? Beras yang kita konsumsi tidak bisa murni terbebas dari insektisida yang disemprotkan oleh kebanyakan petani padi. Penyemprotan ini biasanya terkait dengan penanggulangan hama wereng, dsb atau penyakit padi. Bila memakai insektisida kimia tentu residunya tidak akan hilang sampai ke bentuk beras yang kita konsumsi sehari-hari. Penggunaan pupuk alami dan pengendalian hama secara organik tentu tidak akan meninggalkan residu yang berbahaya bagi tubuh kita akan tetapi sulit untuk diterapkan di pertanian tropis indonesia. Selanjutnya tentu terkait luas dan produktivitas lahan pertanian yang senantiasa menurun. Bagaimana tidak menurun? Selama berpuluh-puluh tahun lahan ( tanah) selalu diserap unsur haranya ( unsur hara mikro & makro berjumlah 13 jenis) oleh pada dan/ atau tanaman lainnya, maka sudah barang tentu, unsur hara yang dibutuhkan tanaman akan mencapai titik nadirnya. Kecuali, jika tanah itu diolah dan diperkaya kembali unsur haranya, apaah dengan pupuk organik atau pupuk kimia. Para petani biasanya memupuk dengan hanya 2-3 jenis pupuk saja. Yang artinya hanya mengembalikan ketersediaan 3 unsur hara dalam tanah. Katakanlah petani memupuk dengan pupuk utama, seperti Urea, KCl, Fosfat, di mana masing-masing punya fungsi sendiri-sendiri untuk tanaman. Urea untuk melebatkan daun, KCl untuk memperkuat batang tanaman, dan fosfat untuk mendukung perkembangan vegetatif dan generatif tanaman. Itu baru 3 unsur, padahal untuk tumbuh dan berproduksi secara sempurna, tanmaman perlu sekitar 13 unsur hara. Bisa dibayangkan jika dalam kondisi lahan yang kurang subur, petani tidak melakukan pemupukan sama sekali. Jarangnya petani menggunakan pupuk organik ( kompos) tentulah semakin membuat residu kimian dalam tanamannya semakin meningkat. Beras menjadi sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, di mana karbohidrat dari beras itu bisa memicu hormon tertentu dalam otak yang bisa membuat kita seperti ‘ kecanduan’ ( pikiran menjadi tenang, seperti orang kecanduan) . Sehingga tak jarang setelah makan banyak nasi ( kekenyangan) , kita jadi ngantuk. Ya itu karena pengaruh hormon itu ( dopamin, atau apa saya agak lupa nama hormonnya) … Kasus yang serupa dengan kecanduannya para perokok.. tidak ketemu beras sehari, tapi kenyang makan buah dan sayur juga bahan pangan hewani tidak terasa puas kalo belum makan nasi. Pangan organik menjadi trend masa kini. Ketika orang-orang sadar bahwa kesehatan adalah bagian yang sangat penting dalam hidup, maka orang mulai berpikir ada cara-cara yang bisa di lakukan untuk mencapai hidup yang sehat. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi pangan organik. Pangan organik adalah pangan yang dalam prosesnya menggunakan sistem ramah lingkungan dan bebas dari zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Proses pertanian yang konvensional yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia membuat kita mengkonsumsi pangan yang terkena racun. Mulai dari lingkungan ( tanah, air udara) , kesehatan dan petani sendiri yang berhubungan langsung dengan zat-zat kimia akan berbahaya. Residu kimia yang disemprotkan pada tanaman akan terus tinggal dalam kulit dan buah serta batang tanaman yang kita konsumsi. Tanpa disadari lama kelamaan residu ini akan terus menumpuk, dan terbentuklah berbagai penyakit seperti kanker, liver dan lain sebagainya dalam tubuh manusia. Ciri Pangan Organik Untuk produk organik seperti beras, sayuran, buah-buahan organik, konsumen baru percaya akan produk organik bila pada produk tersebut dicantumkan label organik. Label organik yaitu sertifikat organik yang dikeluarkan oleh badan sertifikasi. Label organik ini yang belum dimiliki oleh petani kita yang sudah tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Beberapa ciri khas dari suatu produk pangan organik biasanya rasanya lebih manis, lebih renyah, warnanya lebih alami dan tahan lama. Beberapa orang mengatakan daun yang berlubang karena dimakan ulat dan warna yang kurang hijau atau kusam juga salah satu tanda suatu produk pangan organik, tetapi ini bukan ciri yang khusus. Banyak juga produk organik memiliki warna yang segar dan daunnya tidak dimakan ulat. Pentingnya Analisis Residu Pestisida Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Pemerintah pernah berupaya meningkatkan produksi pangan, terutama beras dengan berbagai usaha yang dikenal dengan Revolusi Hijau. Revolusi Hijau digulirkan di Indonesia pada tahun 1970-an hingga awal 1990. Pada saat itu petani memperoleh subsidi pestisida kimia sampai sebesar 80 % , sehingga pestisida kimia menjadi murah dan mudah didapat.Pemerintah saat itu sangat mendorong petani untuk menggunakan pestisida kimia untuk menggenjot produksi dengan meminimalkan kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit. Upaya peningkatan produksi tersebut memang menampakan hasil. Pada tahun 1985, Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan. Tetapi kondisi tersebut tidak bertahan lama. Produksi beras yang meningkat harus dibayar mahal dengan munculnya berbagai dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia yang tidak terkendali seperti terjadinya pencemaran lingkungan, lahan pertanian semakin mandul, hama-hama menjadi resisten, residu pestisida terdapat di tanah, air, tanaman, dan komoditi yang dipanen, belum lagi dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan manusia.Berbagai informasi mengenai dampak buruk pestisida kimia mengemuka. Suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 1983 menduga bahwa sekitar 1.000 orang meninggal setiap tahun di negara-negara berkembang akibat keracunan pestisida kimia dan sekitar 400.000 orang mengalami penderitaan akut ( World Commision on Environmen and Development, 1987 dalam Agus Kardinan, 2009) . Pestisida kimia berdampak buruk terhadap lingkungan dan juga kesehatan manusia. Fenomena aneh masalah kesehatan yang diduga akibat pencemaran pestisida kimia juga ditemukan di Kec. Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Data Yayasan Bhakti Luhur Kota Batu menyebutkan terdapat 75 anak berkebutuhan khusus ( ABK) di wilayah kota yang terkenal dengan predikat kota apel ini. Sebagian besar mereka menderita lumpuh otak. Dugaan awal masalah ini disebabkan oleh tingginya pemakaian pestisida kimia di area pertanian apel yang berada di sekitar Kec. Bumiaji Kota Batu sejak tahun 70-an. Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida kimia terhadap keselamatan nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengangkan. World Health Organization ( WHO) dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada sekitar 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida kimia dan sekitar 18.000 orang diantaranya meninggal setiap tahunnya. Di Cina diperkirakan setiap tahunnya ada setengah juta orang keracunan pestisida kimia dan 500 orang diantaranya meninggal. Beberapa pestisida kimia bersifat karsinogenik dapat memicu terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian terbaru dalam Environmental Health Perspective menemukan adanya kaitan kuat antara pencemaran DDT pada masa muda dengan menderita kanker payudara pada masa tuanya. Menurut NRDC ( Natural Resources Defense Council) tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida kimia. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health di Boston, menemukan bahwa resiko terkena penyakit parkinson meningkat sampai 70% pada orang yang terpapar pestisida kimia meski dalam konsentrasi sangat rendah. Kejadian-kejadian akibat terpapar atau keracunan pestisida bisa jadi lebih banyak lagi daripada yang diberitakan, dan dampak buruk pestisida terhadap kesehatan manusia diyakini lebih luas lagi seperti menyebabkan keguguran, kemandulan, kelahiran yang cacat dan merusak syaraf. Pestisida sejatinya memang racun. Pestisida berasal dari kata ‘ pest” yang artinya hama dan kata sida ( dari kata caedo) yang artinya pembunuh/ pembasmi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1i973, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/ PERMENTAN/ SR.140/ 2/ 2007 yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk : Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/ gulma. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak. Memberantas atau mencegah hama-hama air. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air Dari batasan arti seperti tertulis di atas, istilah pestisida merupakan istilah umum untuk insektisida, fungisida, herbisida, larvasida, akarisida, rodentisida, zat pengatur tumbuh ( ZPT) , dan lain sebagainya. Maka harus kita sadari bahwa pestisida berada disekitar kita. Penggunaan paling banyak adalah dalam bidang pertanian. Walau pun informasi dan fakta bahwa pestisida sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan, pada kenyataannya masih banyak petani yang sangat tergantung pada pemakaian pestisida kimia. Oleh karena itu, besar kemungkinan makanan dari hasil pertanian seperti nasi, buah-buahan, sayur yang kita makan mengandung residu pestisida kimia yang berbahaya. Sampai tahun 2010, jumlah pestisida yang telah terdaftar di Indonesia berjumlah 2.628 merek ( Tabel 1) . Penggunaan pupuk kimia an-organik yang tidak terkendali menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan kimia tanah. Keadaan ini semakin diperparah oleh kegiatan pertanian secara terus-menerus ( intensif) , sedang pengembalian ke tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia Urea, TSP, dan KCl ( unsur N, P, K saja) , bahkan pada keadaan ekstrim hanya unsur N lewat pemberian pupuk Urea saja dan hanya sangat sedikit unsur-unsur organik yang dikembalikan ke dalam tanah. Hal ini mengakibatkan terdegradasinya daya dukung dan kualitas tanah pertanian di Indonesia, sehingga produktivitas lahan semakin turun. Penumpukan sisa atau residu pupuk kimia an-organik merupakan salah satu penyebab utama mengerasnya tanah-tanah pertanian. Keadaan ini banyak terjadi di sentra-sentra pertanian terutama di Pulau Jawa. Residu pupuk kimia an-organik di dalam tanah ini mengakibatkan terhambatnya proses dekomposisi secara alami oleh mikrobia di dalam tanah. Hal ini dikarenakan sifat bahan kimia an-organik yang lebih sukar terurai daripada sisa bahan organik. Jika tanah semakin keras maka tanah semakin tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik, sehingga berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak optimal. Mengerasnya tanah pertanian juga akan mengakibatkan porositas tanah menurun, sehingga ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat berkurang. Dampak lainnya adalah terhadap pertumbuhan tanaman. Terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, yang pada gilirannya menurunkan produktivitas tanaman. Aturan Pakai : 1 Sendok Per 1 Liter HARGA : 450.000, - ( 6 BOTOL ) HARGA AGEN/ RESELLER HUBUNGI 085238231740 http: / / www.tokobaruna.com/ 2015/ 02/ lacto-rice.html
Tampilkan Lebih Banyak